Sabtu, 27 Desember 2008

Nilai UN Akhirnya Naik dari 5,25 Menjadi Minimal 5,5

Nilai UN Akhirnya Naik dari 5,25 Menjadi Minimal 5,5
23-12-2008 13:34:10

BANDUNG, (PR).-
Pemerintah akhirnya memutuskan untuk menaikkan standar nilai kelulusan Ujian Nasional (UN) tahun ajaran 2008-2009..

dari rata-rata minimal 5,25 menjadi rata-rata minimal 5,50 untuk semua pelajaran yang diujikan. Keputusan ini tertuang dalam Permendiknas No. 77/2008 (SMA/MA/SMK) dan No. 78/2008 (SMP/MTs.) tertanggal 11 Desember 2008.

"Rata-rata minimal 5,50, atau boleh 4,00 maksimal dua mata pelajaran, dan pelajaran lainnya tidak boleh lebih rendah dari 4,25. Kenaikan nilai rata-rata minimal sebagai syarat kelulusan peserta UN ini didasari semangat untuk meningkatkan standarnya secara bertahap," kata Staf Profesional Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Bambang Suryadi di depan peserta rapat sosialisasi Ujian Nasional (UN) dan Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN) 2009 di Aula Ki Hadjar Dewantoro Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Jln. Dr. Radjiman Bandung, Senin (22/12).

Kenaikan standar kelulusan minimal ini tidak akan dibarengi dengan peningkatan kesulitan soal yang diujikan. Soal yang diujikan saat UN nanti masih akan berpegangan pada kisi-kisi yang terlampir pada masing-masing peraturan menteri, termasuk untuk tingkat SD/MI/SDLB yang tertuang dalam Permendiknas No. 82/2008.

Bambang juga menuturkan, khusus untuk pelaksanaan UN SMA/MA 2009, pemerintah akan menggandeng perguruan tinggi, mulai pelaksanaan sampai pada pemindaian (scanning) lembar jawaban UN. Meskipun pada awalnya pemerintah menginginkan hasil UN tingkat SMA/MA ini bisa dijadikan sebagai pertimbangan atau bahkan alat untuk masuk ke perguruan tinggi negeri (PTN).

"Tapi ternyata PTN belum mau karena menganggap hasil UN belum kredibel untuk dijadikan standar masuk PTN. Tetapi untuk tahap pertama, kami ingin melibatkan PTN secara lebih luas dalam pelaksanaan UN tahun depan. Salah satunya adalah sebagai pengawas di setiap tingkat satuan pendidikan SMA/MA serta menjadi lembaga yang melakukan pemindaian lembar jawaban. Walaupun hasilnya akan tetap diserahkan ke pusat," tuturnya seraya menambahkan, selanjutnya atas masukan Majelis Rektor PTN Indonesia, BSNP akan menunjuk salah satu PTN untuk menjadi koordinator pelaksanaan UN di setiap provinsi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bandung Oji Mahroji mengatakan, kenaikan standar nilai kelulusan UN 2009 tidak menjadi sebuah masalah. Sebab semua sekolah sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi UN dengan standar nilai yang baru.

"Yang jelas kami akan berupaya semaksimal mungkin. Bukan hanya untuk memenuhi standar kelulusan. Bahkan kalau bisa mencapai hasil semaksimal mungkin melebihi standar yang telah ditetapkan," katanya.

Oji pun menuturkan, Disdik Kota Bandung melalui kepala bidang masing-masing tingkatan telah melakukan sosialisasi kepada semua sekolah, terutama SMP/MTs. dan SMA/MA/SMK agar mengantisipasi kenaikan ini. Dia pun berharap, kenaikan ini bisa ditindaklanjuti oleh kepala sekolah melalui berbagai persiapan positif di sekolah.

"Tahun lalu angka kelulusan untuk tingkat SMP mencapai 98,7%, sementara SMA 98,25%. Kita berharap tahun ini terus meningkat meski standar kelulusan dinaikkan," tuturnya.

Menurut jadwal yang telah ditetapkan BSNP bersama Depdiknas, pelaksanaan UN untuk tingkat SMA/MA/SMK akan dilaksanakan 20-25 April 2009, SMP/MTs 27-30 April 2009, serta tingkat SD 11-13 Mei 2009. Selain itu, untuk pelaksanaan UN hari pertama akan diujikan dua mata pelajaran, sedangkan untuk hari selanjutnya akan diujikan satu mata pelajaran. (A-157/A-184)-Pikiran Rakyat-

Senin, 15 Desember 2008

Jadwal ujian Nasiona 2009

Pelaksanaan UN tidak Terpengaruh Pemilu 2009

JAKARTA--MI: Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) tidak terpengaruh oleh pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) yang jatuh pada 9 April 2009.

UN akan tetap dilaksanakan pada rencana sebelumnya, yakni mulai 20 - 24 April 2009 untuk siswa SMA sederajat.

''Sedangkan, untuk siswa SMP sederajat seminggu setelah UN SMA (tanggal 27 April 2009), dan untuk SD sekitar pertengahan Mei 2009,'' ujar Ketua Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) Djemari Mardapi kepada Media Indonesia, di Jakarta, Rabu (26/11).

Penegasan itu, katanya, sekaligus menepis isu dimajukannya pelaksanaan UN akibat diselenggarakannya Pemilu. ''Masalahnya, memang agak terlambat sosialisasi jadwal ini kepada media massa, namun minggu depan akan kita sosialisasikan kepada media massa,'' ujar Djemari.

Mengenai mata pelajaran yang diujikan bagi siswa SMA sederajat, tambah Djemari, akan diujikan 6 mata pelajaran. ''Untuk tahun depan, perubahannya UN akan diselenggarakan dari 3 hari menjadi 5 hari, jadi cuma hari pertama saja yang diujikan dua mata pelajaran,'' paparnya.

Selain itu, jelas Djemari, pihaknya juga menghimbau agar guru, untuk mempersiapkan materi pelajaran dengan baik kepada siswa. ''Dan, mengenai kisi-kisi mata pelajaran tidak jauh berbeda dengan tahun lalu, minggu depan, akan kita sosialisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota tentang kisi-kisi ujian itu,'' kata Djemari.

Ketika ditanya Media Indonesia, mengenai standar kelulusan apakah akan dinaikkan dari nilai rata-rata 5,25 pada UN 2008 sebelumnya, Djemari memaparkan, kemungkingan akan ada perubahan dari angka 5,25.

''Mungkin jadi 5,5 pada UN 2009 (untuk SMP sederajat dan SMA sederajat), namun hal ini belum dipastikan, kita tunggu saja sosialisasinya,'' kata Djemari.

Djemari juga yakin, pada pelaksanaan UN tahun depan, akan berlangsung baik, karena keterlibatan perguruan tinggi dalam pelaksanaan UN tidak hanya mengawasi saja, melainkan pula ikut bertanggung jawab atas segala kecurangan atau kebocoran soal-soal UN.

Menyikapi pelaksanaan UN, anggota DPR dari fraksi PDI Perjuangan menegaskan agar pemerintah komitmen untuk jadwal UN tidak mengganggu siswa, karena harus bertabrakan dengan jadwal pelaksanaan Pemilu 2009. ''Itu yang perlu digarisbawahi, karena siswa-siswa saya yakin, ada yang ikut terlibat meramaikan Pemilu 2009,'' paparnya.

Ia juga meminta, agar tingkat kecurangan dan kebocoran tetap menjadi perhatian BSNP dalam pelaksanaan UN. ''Dan, yang tidak lupakan, jadikan UN itu sebagai ujian yang bentuknya untuk memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia secara merata,'' jelas Cyprianus. (Dik/OL-02) (Sumber : Media Indonesia, Rabu, 26 2008 18:46 WIB)