Jumat, 29 Juni 2012

Rapat Kerja Sekolah SIT Fajar Hidayah

RAKER SIT FAJAR HIDAYAH, Rabu 27 Juni 2012 RM SUHARTI, Cibubur.

Rabu, 20 Juni 2012



Kegiatan Pembuatan Game Edukatif dengan Program RPG Maker di Sekolah Kota Wisata - Cibubur.


 
PEMANFAATAN MULTIMEDIA 
DALAM PEMBELAJARAN MODERN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Sumber Belajar
Dosen Pembimbing : Dr. Syamsudin


Disusun oleh :

Dadan Ahmad Husaini, S.Pd. (NIM 5520110022) 


 
Program Magister Teknologi Pendidikan  
Universitas Islam Assyafi’iyah
Jakarta
2012 



PEMANFAATAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN MODERN




BAB  I
PENDAHULUAN
       1.1    Latar Belakang
            Alhamdulillah Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan kekuatan lahir dan batín, atas izin dan karuniaNya penulis dapat menuangkan ide dan menyelesaikan tugas untuk salah satu tugas mata kuliah di program S2 Teknologi Pendidikan. Mutu pendidikan ditentukan oleh kualitas lulusannya, sedangkan kualitas lulusan ditentukan oleh kualitas pembelajaran. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh dua faktor, yaitu yang pertama faktor internal yang mencakup fisik,intelegensi,motivasi,perhatian,minat,bakat,dan kesiapan. Kedua faktor eksternal yang terdiri dari faktor keluarga, masyarakat,metode pembelajaran,kurikulum,saran dan prasarana pembelajaran.
         Dengan alasan tersebut media yang dapat menimbulkan perhatian siswa sangatlah penting demi tercapainya tujuan pembelajaran. Dengan multimedia ini diharapkan pembelajaran dapat lebih menarik dan menumbuhkan semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran dengan optimal. Guru sebagai fasilitator,mediator, dan motivator dapat lebih terlihat.
              Kemajuan di bidang teknologi pendidikan (educational technology), maupun teknologi pembelajaran (instructional technology) menuntut digunakannya berbagai media pembelajaran (instructional media) serta peralatan-peralatan yang semakin canggih (sophisticated). Boleh dikatakan bahwa dunia pendidikan dewasa ini hidup dalam dunia media, di mana kegiatan pembelajaran telah bergerak menuju dikuranginya sistem penyampaian bahan pembelajaran secara konvensional yang lebih mengedepankan metode ceramah, dan diganti dengan sistem penyampaian bahan pembelajaran modern yang lebih mengedepankan peran pebelajar dan pemanfaatan teknologi multimedia. Lebih-lebih pada kegiatan pembelajaran yang menekankan pada kompetensi-kompetensi yang terkait dengan keterampilan proses, peran media pembelajaran menjadi semakin penting. Pembelajaran geografi yang dirancang secara baik dan kreatif dengan memanfaatkan teknologi multimedia, dalam batas-batas tertentu akan dapat memperbesar kemungkinan siswa untuk belajar lebih banyak, mencamkan apa yang dipelajarinya lebih baik, dan meningkatkan kualitas pembelajaran geografi, khususnya dalam rangka meningkatkan ketercapaian kompetensi
               Sementara itu realitas yang ada dan terjadi terjadi di lapangan, ada kesan bahwa kemampuan guru masih rendah. Sebagian besar dari mereka masih berpredikat sebagai pelaksana kurikulum, bahkan di antara kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan lebih bersifat rutinitas. Guru belum siap menghadapi berbagai perubahan, di samping terbatasnya akses pada materi pembelajaran mutakhir. Motivasi dan kesiapan belajar peserta didik juga rendah. Kurangnya waktu belajar, lingkup materi yang sangat luas, serta laju/akselerasi perubahan (change) di bidang ilmu, teknologi dan seni berjalan begitu cepat. Realitas di lapangan yang menunjukkan adanya keterbatasan media pembelajaran baik jenis maupun jumlahnya, serta kemampuan guru memanfaatkan media masih kurang. Suasana kelas kurang memotivasi peserta didik melakukan kegiatan belajar. Demikian juga interaksi pembelajaran belum optimal.
               Memperhatikan fenomena di atas, betapa kemampuan guru masih sangat perlu untuk senantiasa ditingkatkan kualitasnya, terutama jika dikaitkan dengan tuntutan tugas guru di era globaliasi saat ini yang ditandai oleh semakin meluasnya penggunaan teknologi multimedia. Permasalahan yang harus segera dipecahkan adalah: bagaimana upaya meningkatkan kualitas pembelajaran geografi melalui pemanfaatan teknologi multimedia.
               Apabila para guru mampu memanfaatkan, lebih-lebih mengembangkan pembelajaran yang berbasis teknologi multimedia maka dipastikan mutu pembelajaran akan meningkat lebih baik, terutama jika dikaitkan dengan era saat ini yang dicirikan oleh teknologi informasi. Dengan demikian, para guru lebih memiliki kompetensi mengajar sesuai tuntutan era teknologi informasi dan mendukung optimalisasi pembelajaran.
       1.2    Rumusan Masalah
Apa manfaat dari multimedia pembelajaran ?

       1.3    Tujuan Penyusunan
Mendeskripsikan manfaat  Multimedia dalam pembelajaran
1.4    Metode Penyusunan
Dalam penyusunan makalah ini penulis menggunakan metode penelusuran internet yang berhubungan dengan materi
BAB II
KAJIAN TEORI
       2.1    Pengertian Multimedia
               Istilah media yang merupakan bentuk jamak dari medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. AECT (1979;21) mengartikan media sebagai segala bentuk dan saluran untuk proses transmisi informasi. Sedang Olson (1974:12) mendefinisikan medium sebagai teknologi untuk menyajika, merekam,membagi, dan mendistribusikan simbol dengan melalui rangsangan indra tertentu disertai penstrukturan informasi.
               Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih media yang terdiri dari teks, grafis,gambar,foto, audio, video, dan animasi secara terintregrasi. multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu :
1.    Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang  dapat dioprasikan oleh pengguna. Multimedia ini berjalan sekuensial (berurutan),contohnya: TV dan film.
    2.    Multimedia interaktif adalah suatu multimedia yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioprasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya. contoh multimedia interaktif adalah multimedia pembelajarn interaktif, aplikasi game, dll.
     3.      Heinich, dkk (1982) mengartikan istilah media sebagai “the term refer to anything that carries information between a source and a receiver”. Sementara media pembelajaran dimaknai sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar. Batasan tersebut terungkap antara lain dari pendapat-pendapat para ahli seperti Wilbur Schramm (1971), Gagne dan Briggs (1970). Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa setidaknya mereka sependapat bahwa: (a) media merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya ingin diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut, dan (b) bahwa materi yang ingin disampaikan adalah pesan pembelajaran, dan (c) bahwa tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar.
               Konsep teknologi multimedia (TM) bukan sekadar penggunaan media secara majemuk untuk pencapaian kompetensi tertentu, namun mencakup pengertian perlunya integrasi berbagai jenis media yang digunakan dalam suatu penyajian yang tersusun secara baik (sistemik dan sistematik). Masing-masing media dalam teknologi multimedia ini dirancang untuk saling melengkapi sehingga secara keseluruhan media yang digunakan akan menjadi lebih besar peranannya dari pada sekedar penjumlahan dari masing-masing media. Dengan demikian teknologi multimedia yang dimaksud dalam tulisan ini tidak semata-mata penggunaan berbagai media secara bersamaan, namun mensyaratkan atau identik dengan teknologi multimedia yang berbasis komputer, interaktif dan pembelajaran mandiri. Dengan TM yang berbasis komputer juga terkandung sifat interaktif antara siswa dengan media secara individual. Maka konsep teknologi multimedia selalu berkonotasi atau identik dengan media pembelajaran yang berbasis computer, interaktif dan mandiri.
               Bentuk-bentuk teknologi multimedia yang banyak digunakan di kelas/sekolah adalah kombinasi multimedia dalam bentuk satu kit (perangkat) yang disatukan. Satu perangkat (kit) multimedia adalah gabungan bahan-bahan pembelajaran yang meliputi lebih dari satu jenis media dan disusun atau digabungkan berdasarkan atas satu topik tertentu. Perangkat (kit) ini dapat mencakup slide, film, suara, gambar diam, grafik, peta, buku, chart, dan lain-lain menjadi satu model. Misalnya: CD pembelajaran atau CD interaktif.
                Sejumlah karakteristik yang menonjol dari TM di antaranya adalah: (1) small steps, (2) active responding, dan (3) immediate feedback. (Burke, dalam Pramono, 1996:19). Sementara Elida dan Nugroho (2003:111) yang mengutip Roblyer dan Hanafin mengidentifikasi adanya 12 karakteristik TM yaitu: (1) dirancang berdasarkan kompetensi/tujuan pembelajaran, (2) dirancang sesuai dengan karakteristik pebelajar, (3) memaksimalkan interaksi, (4) bersifat individual,(5) memadukan berbagai jenis media, (6) mendekati pebelajar secara positif, (7) menyiapkan bermacam-macam umpan balik, (8) cocok dengan lingkungan pembelajaran, (9) menilai penampilan secara patut, (10) menggunakan sumber-sumber komputer secara maksimal, (11) dirancang berdasarkan prinsip desain pembelajaran, (12) seluruh program sudah dievaluasi.
                 Dengan melihat sejumlah karakteristiknya, maka TM memiliki sejumlah manfaat di antaranya: (1) mengatasi kelemahan pada pembelajaran kelompok maupun individual, (2) membantu menjadikan gambar atau contoh yang sulit didapatkan di lingkungan sekolah menjadi lebih konkrit, (3) memungkinkan pengulangan sampai berkali-kali tanpa rasa malu bagi yang berbuat salah, (4) mendukung pembelajaran individual, (5) lebih mengenal dan terbiasa dengan komputer, (6) merupakan media pembelajaran yang efektif, (7) menciptakan pembelajaran yang “enjoyment” atau “joyful learning”.
2.2    Pengertian Pembelajaran
                  Pembelajaran diartikan sebagai proses penciptaan lingkungan yang memungkinkan  terjadinya proses belajar hal ini di tegaskan oleh Yusufhadi Miarso (1985) dalam bukunya Menyemai Benih-Benih Teknologi memberikan batasan media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Batasan yang sederhana ini memiliki arti yang sangat luas dan mendalam, mencakup pengertian sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan pembelajaran.
                Istilah pembelajaran digunakan untuk menunjukan usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta yang pelaksanaanya terkendali.Perlu ditegaskan bahwa dalam proses pendidikan sering kali seseorang belajar tanpa sengaja, tanpa tahu tujuannya terlebih dahulu, dan tidak selalu terkendalikan baik dalam artian isi, waktu, proses maupun hasilnya, namun kedua istilah itu –pendidikan dan pembelajaran- dipakai secara bergantian (Yusuf hadi Miarso 2009:4)
BAB III
PEMBAHASAN
Yusufhadi Miarso 2009:4 dalam bukunya Menyemai Benih-Benih Teknologi Pendidikn mengatakan “Berbagai kajian teoritik maupun empirik menunjukan kegunaan media dalam pembelajaran sebagai berikut :
3.1 Kegunaan Media dalam Pembelajaran
     a.  Mampu memberikan rangsangan yang bervariasi kepada otak, sehingga otak bisa berfungsi secara optimal
     b.  Dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh para peserta didik
     c.  Dapat melampaui batas ruang kelas
     d.  Memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya
     e.  Menghasilkan  keseragaman pengamatan
     f.  Membangkitkan keinginan dan minat baru
     g.  Membangkitkan motivasi dan merangsang untuk belajar
     h.  Memberikan pengalaman yang i tegral/menyeluruh dari sesuatu yang konkret maupun
          yang abstrak.
     i.  Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar mandiri
     j.  Meningkatkan kemampuan keterbacaan baru (new literac)
     k.  Mampu meningkatkan efek sosial dengan menginkatnya kesadaran duni sekitar
     l.  Dapat meningkatkan kemampuan ekspresi diri
3.2 Pedoman Umum Penggunaan Media dalam Proses Pembelajaran
      a. Tidak ada suatu media yang terbaik untuk mencapai suatu tujuan pembelajaran, masing-
          masing media mempunyai kelebihan dan kekurangan, oleh karena itu pemanfaatan
          kombinasi dua atau lebih media akan lebih mampu membantu tercapainya tujuan  
          pembelajaran.
       b. Didasarkan pada tujuan pembelajaran yang hendak dicapai. dengan demikian pemanfaatan
         media harus menjadi bagian integral dari penyajian pelajaran.
      c. Mempertimbangkan kecocokan ciri media dengan karakteristikmateri pelajaran yang  
         disajikan.
      d. Mnyesuaikan dengan bentuk kegiatan pembelajaran.
      e.  Disertai persiapan yang cukup.
      f. Peserta didik perlu disiapkan terlebih dahulu sebelum memulai pembelajaran.
      g. Melibatkan partisipasi aktif peserta

3.3 Taksonomi Media untuk Pembelajaran
Menurut Haney dan Ulmer ada tiga kategori uama berbagai bentuk media pembelajaran itu : 1. Media yang mampu menyajikan informasi, karena itu disebut dengan Media Penyaji,
2. Media yang mengandung informasi dan disebut media obyek, 3 media yang  
    memungkinkan untuk berinteraksi dan itu disebut media interaktif.
Taksonomi itu dapat dijelaskan secara singkat sebagai berikut :
Media Penyaji
Kelompok satu : Grafis, Bahan cetak dan gambar diam contoh : Poster-poster dan buku-buku cetak
Kelompok dua : Media proyeksi diam contohnya : Slides (film bingkai), Filmstrip (Film rangkai), Opaque projector ( Proyektor pantul)
Kelompok tiga : Media audio
Kelompok Empat : Audio ditambah Media Visual Diam
Kelompok lima : Gambar hidup (film)
Kelompo enam : Televisi
Kelompo tujuh : Multimedia
Media Objek
Media objek adalah benda tiga dimensi yang mengandung informasi, tidak dalam bentuk penyajian tetapi melalui ciri-ciri fisik dengan dua katagori : objek yang sebenarnya (objek alami dan objek pengganti)  dan objek pengganti dikenal dengan reflika, model atau benda tiruan.
Media Interaktif
Karakteristik kelompok ini adalah peserta didik tidak disuruh memperhatikan penyajian atau objek, tetapi dipaksa untuk berinteraksi selama mengikuti pelajaran
BAB IV
 PENUTUP
4.1  Kesimpulan
Multimedia adalah media yang menggabungkan dua unsur atau lebih yang terdiri dari teks, grafis, gambar, audio, video, dan animasi secara terintegrasi. multimedia terbagi menjadi dua kategori yaitu : multimedia linier dan multimedia interaktif.Penggunaan teknologi multimedia yang menekankan kepada unsur pembelajaran interaktif telah membawa persepsi baru dalam era penggunaa komputer dalam bidang pendidikan. Multimedia terdiri dari beberapa objek, teks, grafik, dan image, bunyi, dan video. 
Multimedia mempunyai keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain. Keistimewaan tersebut adalah :Multimedia menyediakan proses interaktif dan memberikan kemudahan timbal balik, artinya Multimedia memberikan kebebasan kepada peserta didik dalam menentukan topik proses belajar dan multimedia memberikan kemudahan kontrol yang sistematik dalam proses belajar.
secara umum manfaat yang dapat diperoleh adalah proses pembelajaran lebih menarik, interaktif, jumlah waktu mengajar dapat dikurangi, kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
4.2  Saran
Semua stikholder dan user pendidikan harus memahami dan mampu menguasai multimedia saat Multimedia dijadikan sebagai Pembelajaran yang integral dan modern

                          Daftar Pustaka
                     AECT (1977). The definition of educational technology, Washington DC: AECT, (Edisi Bahasa Indonsia dengan judul: Definisi Teknologi Pendidikan, Seri Pustaka teknologi Pendidikan No. 7, 1994). Jakarta: PAU-UT & PT Rajawali.
                        Brown, James W., Richard B. Lewis, Fred F. Harcleroad, AV (1977) Intruction : Technology, media, and methods, New York : Mc Graw-Hill Book Company.
                       Criswell, Eleanor L. (1989). The design of computer-based instruction, New York: Macmillan Publishing Company.
                       Dale, Edgar, (1969) Audio visual methods in teaching, New York: Holt, Rinehart and Winston Inc. The Dryden Press.
                     Elida, T. & W. Nugroho (2003). Pengembangan computer assisted instruction (CAI) pada Praktikum Mata Kuliah Jaringan Komputer, Jurnal teknologi pendidikan, Vol. 5 no. 1. ISSN 1441-2744.
                     Gagne, Robert M. and Leslie J Briggs (1979). Principles of instructional design. New York: Holt, Rinehart and Winston.
                     Haggett, Peter (1972). Geography: A modern synthesis. New York: Harper and Row.
                       Heinich, Robert, Michael Molenda, James D. Russel, (1982) Instructional media: and the new technology of instruction, New York: Jonh Wily and Sons.
                     Jusufhadi Miarso, dkk., (1984) Teknologi komukikasi pendidikan: Pengertian dan penerapannya di Indonesia. Jakarta: Pustekkom Dikbut dan CV Rajawali.
                        Kemp, Jerrold E., Gery Morrison and Stevent M. Ross (1994). Designing efective instruction. New York: Mc Millan College Publishing Company, Inc.
                     Depdiknas (2006). Permendiknas no.22 tentang: Standar Isi
                     Trini Prastati dan Prasetya Irawan (2001) Media sederhana.Jakarta: PAU-PPAI
http;//en.wordpress.com/tag/manfaat-multimedia/.
lidnillah,Dindin Abdul Muiz.2009.kumpulan Artikel aplikasi Multimedia Dalam Pembelajaran
Sudjana,nana.2005.Media Pengajaran, Bandung:Sinar Baru Algensindo
Wirasamodra,Didik.2008.Aspek Desain Pembelajarn pada Pengembangan Multi Media Pembelajaran
(artikel dalam http://didikwirasamodra.wordpress.com)

Sabtu, 16 Juni 2012

Sumber Belajar Dalam Konteks Media Instruksional Edukatif

SUMBER BELAJAR DALAM KONTEKS MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah 
Pengembangan Sumber Belajar 
Dosen Pembimbing : DR. Syamsudin






Program magister Teknologi Pendidikan
Universitas Islam Assyafi'iyah
Jakarta
2012





BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang Masalah
            Alhamdulillah Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah menganugerahkan kekuatan lahir dan batin, atas izin dan karuniaNya.  Penulis dapat menuangkan ide dan menyelesaikan tugas untuk salah satu tugas mata kuliah di program S2 Teknologi Pendidikan.
            Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.
            Sumber belajar merupakan salah satu komponen proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, seseorang dapat memanfaatkan sumber belajar. Hal ini sejalan dengan pengertian sumber belajar menurut Edgar Dale  dalam Sudjana (2005), yaitu segala sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk memfasilitasi belajar seseorang.
            Sumber belajar sangat menentukan keberhasilan proses pembelajaran. Oleh karena itu, pemahaman tentang sumber belajar dan semua hal yang berkaitan dengan sumber belajar sangat diperlukan. Sebaliknya, minimnya pemahaman kita tentang sumber belajar tidak menutup kemungkinan proses pembelajaran kurang berhasil.
            Fenomena yang ada saat ini banyak guru yang kurang memahami sumber belajar secara luas dan mendalam. Sumber belajar yang digunakan hanya sebatas buku atau bahan cetak lainnya. Bahkan tidak jarang ada guru yang hanya mengandalkan pengetahuan siap yang ada pada dirinya tanpa berpikir apakah pengetahuan tersebut up to date atau tidak.
            Akibat dari tindakan guru di atas, banyak siswa yang verbalisme, tahu nama tetapi tidak tahu benda atau hal yang dimaksud. Akibat lain, proses pembelajaran kurang interaktif karena guru hanya berperan menyampaikan ilmu yang ada. Selain itu, tidak ada pengalaman secara langsung pada diri siswa karena siswa hanya belajar di kelas. Pada akhirnya tujuan pembelajaran tidak tercapai.
            Jika dikaitkan dengan sistem pembelajaran, sumber belajar saling mempengaruhi dengan komponen-komponen yang lain, seperti tujuan, metode, media, dan evaluasi. Khusus untuk komponen media, fungsi media dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Penggunaan media dan alat bantu pembelajaran merupakan usaha untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran.
            Berdasarkan latar belakang di atas, kami tertarik untuk menyusun makalah yang berjudul “Sumber Belajar dalam Konteks Media Instruksional Edukatif”.

B. Ruang Lingkup Pembahasan
Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas dapat dikemukakan rumusan masalah,  sebagai berikut :
a. Menganalisis kebutuhan media instruksional,
b. Menganalisis media instruksional dalam mencapai tujuan pembelajaran

C. Manfaat dan Tujuan Penulisan
            Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan bagi para pengajar dan pihak yang berkecimpung dalam dunia pendidikan dalam menggunakan sumber belajar yang menarik, inovatif serta dapat menunjang proses pembelajaran.
            Selain itu juga khususnya bagi para mahasiswa S2, makalah ini dapat menjadi inspirasi dalam mencari sumber media dalam menuangkan ide-ide dan gagasan yang berkaitandengan keilmuan yang pernah didapat.
            Semoga Allah SWT selalu meringankan langkah kita untuk mencari dan mengamalkan ilmu. Amin
BAB II
KAJIAN TEORI
A.  Pengertian Sumber Belajar
            Suatu pandangan yang keliru jika sumber belajar berarti di luar apa yang dimiliki guru, atau  siswa. Guru merupakan sumber belajar yang utama, yaitu dengan segala kemampuan, wawasan keilmuan, keterampilan dan pengetahuan yang luas, maka segala informasi pembelajaran dapat diperoleh dari guru tersebut. Siswa memiliki sejumlah variasi aktivitas belajar, pengalaman belajar, pengetahuan dan keterampilan, maka dalam konteks tertentu apa yang terdapat pada diri siswa apat dijadikan sebagai sumber belajar dalam mempelajari suatu pengalaman-pengalaman belajar yang baru.
            Sumber belajar pada dasarnya banyak sekali, baik yang terdapat di lingkungan kelas, sekolah, sekitar sekolah, bahkan di masyarakat, keluarga, di pasar, kota,desa, hutan dan sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah masalah pemanfaatannya yang akan tergantung kepada kreativitas dan budaya mengajar guru.
            Gerlach &   Elly (1971) menegaskan pada awalnya terdapat jenis sumber belajar yaitu manusia, bahan, lingkungan, alat dan perlengkapan,  serta aktivitas.
a. Manusia
Manusia dapat dijadikan sebagai sumber belajar.  Peranannya sebagai sumber belajar dapat dibagi ke dalam dua kelompok. Kelompok pertama adalah manusia atau orang yang sudah dipersiapkan khusus sebagai sumber belajar melalui pendidikan yang khusus pula, seperti guru, konselor, administrator pendidikan, tutor dan sebagainya. Kelompok Kedua yaitu manusia atau orang yang tidak dipersiapkan secara khusus untuk  menjadi seorang nara sumber akan tetapi memiliki  keahlian yang mempunyai kaitan erat dengan program pembelajaran yang akan disampaikan, misalnya dokter, penyuluh kesehatan, petani, polisi dan sebagainya.
b. Bahan
Bahan yang dimaksud adalah segala sesuatu yang membawa pesan/ informasi untuk pembelajaran. Pesan itu dikemas dalam bentuk  buku paket, video, film, bola dunia, grafik, CD interaktif dan sebagainya. Kelompok ini biasanya disebut dengan media pembelajaran. Dalam penggunaannya untuk suatu proses pembelajaran, bahan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu bahan yang didesain khusus untuk pembelajaran, dan bahan/media yang dimanfaatkan untuk memberikan penjelasan materi pembelajaran yang relevan.
c. Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan yang mampu memberikan pengkondisian belajar. Lingkungan ini juga di bagi dua kelompok yaitu lingkungan yang didesain khusus untuk pembelajaran, seperti laboratorium, kelas dan sejenisnya. Sedangkan  lingkungan yang dimanfaatkan untuk mendukung keberhasilan penyampaian materi pembelajaran, diantaranya  museum, kebun binatang dan sejenisnya.
d. Alat dan perlengkapan
Sumber belajar dalam bentuk alat atau perlengkapan adalah alat dan perlengkapan yang dimanfaatkan untuk produksi atau menampilkan sumber-sumber belajar lainnya. Seperti TV  untuk membuat program belajar jarak jauh, komputer untuk membuat pembelajaran berbasis komputer, tape recorder untuk membuat program pembelajaran audio dalam pelajaran bahasa Inggris, terutama untuk  menyampaikan informasi pembelajaran mengenai listening (mendengarkan), dan sejenisnya.
e. Aktivitas
Biasanya aktivitas yang dapat diajdikan sumber belajar adalah aktivitas yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran yang  di dalamnya terdapat perpaduan antara teknik penyajian dengan sumber belajar lainnya yang memudahkan siswa belajar.  Seperti aktivitas dalam bentuk diskusi, mengamati, belajar tutorial, dan sejenisnya.

B.  Pemilihan Sumber Belajar
            Dalam memilih sumber belajar tergantung kepada. Selanjutnya akan ditentukan berdasarkan: 1) motivasi dan 2) kemampuan guru dalam penggunaannya 1) Program Pengajaran, 2)Kondisi Lingkungan, 3) Karakteristik siswa, dan 4) Karakteristik  sumber  belajar. Kelima hal tersebut harus menjadi patokan dalam memilih sumber belajar yang akan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
            Sudjana dan Rivai (1989) mengemukakan bahwa memilih sumber belajar harus didasarkan atas kriteria tertentu yang secara umum terdiri dari kriteria umum dan kriteria berdasarkan tujuan yang hendak dicapai.

a. Kriteria umum
1) Ekonomis (murah), ekonomis tidak berarti harganya selalu harus rendah. Bisa saja dana pengadaan sumber belajar itu cukup tinggi, tetapi pemanfaatannya dalam jangka panjang terhitung murah.
2) Praktis dan sederhana, artinya tidak memerlukan pelayanan dan pengadaan sampingan yang yang sulit dan langka.
3) Mudah diperoleh, sumber belajar itu dekat, tidak perlu diadakan atau dibeli di toko atau pabrik, misalnya lingkungan sekitar.
4) Fleksibel, bisa dimanfaatkan untuk berbagai tujuan pembelajaran dan tidak dipengaruhi oleh faktor luar, misalnya kaset video.
5) Komponen-komponennya sesuai dengan tujuan.

b. Kriteria Berdasarkan Tujuan
1) Sumber belajar untuk memotivasi,
2) Sumber belajar untuk tujuan pembelajaran,
3) Sumber belajar untuk penelitian,
4) Sumber belajar untuk memecahkan masalah,
5) Sumber belajar untuk presentasi.

C. Persyaratan dalam Memanfaatkan Sumber Belajar
       Ada beberapa persyaratan yang perlu diketahui oleh guru dalam memanfaatkan berbagai sumber belajar, yaitu sebagai berikut.
a. Tujuan pembelajaran hendaknya dijadikan pedoman dalam memilih     sumber belajar yang sahih.
b. Pokok-pokok bahasan yang menjelaskan analisis materi yang akan disampaikan kepada siswa.
c. Pemilihan strategi, metode yang sesuai dengan sumber belajar.
d. Sumber-sumber belajar yang dirancang berupa media instruksional dan bahan tertulis yang tidak dirancang.
e. Pengaturan waktu sesuai dengan luasnya materi.
f. Evaluasi yang akan digunakan.

D.  Pengertian Media Intruksional Edukatif
            Kata “media” berasal dari kata Latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Berikut beberapa pengertian media.
a. Media merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (National Education Asociation).
b. Media merupakan segala bentuk dan saluran yang dipergunakan untuk proses penyaluran pesan (AECT).
            Sedangkan kata  intruksional berasal dari kata instruction, yang  artinya pembelajaran. Heinich (1993) mengartikan media sebagai alat saluran komunikasi, yaitu perantara sumber pesan (a source) dengan penerima  pesan ( a receiver). Dalam hubungannya dengan pembelajaran, Heinich mengemukakan bahwa suatu media bisa dipertimbangkan sebagai media pembelajaran jika membawa pesan-pesan (messages) dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Berikut beberapa pengertian media pembelajaran:
a.  Media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan yang   dapat dimanfaatkan  untuk  keperluan pembelajaran (Schram, 1982).
b. Media pembelajaran merupakan alat untuk memberikan perangsang bagi siswa supaya terjadi proses belajar (Briggs).
c. Media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar (Gagne).
d. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa untuk belajar Miarso, 1989).
            Media pembelajaran selalu terediri atas dua unsur penting, yaitu hardware dan software. Perangkat lunak atau software adalah informasi atau bahan ajar itu sendiri yang akan disampaikan kepada siswa, sedangkan perangkat keras atau hardware adalah sarana atau peralatan yang digunakan untuk menyajikan pesan/bahan ajar tersebut (Susilana & Riyana, 2009).
            Media pembelajaran memerlukan peralatan untuk menyajikan pesan, namun yang terpenting bukanlah peralatan itu, tetapi pesan atau informasi belajar yang dibawanya oleh media tersebut.
            Makna edukatif  menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bersifat mendidik atau berkenaan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tata laku seseorang atau sekelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Jadi media pembelajaran edukatif adalah segala sesuatu yang dapat merangsang siswa untuk belajar sehingga terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa sesuai tujuan  menuju suatu pendewasaan.
            Perkembangan media pembelajaran mengikuti perkembangan teknologi pendidikan. Berkembangnya paradigma atau kerangka berpikir dalam teknologi pendidikan mempengaruhi perkembangan media pembelajaran. Berikut uraian beberapa paradigma tersebut.
a. Dalam paradigma pertama, media pembelajaran sama dengan alat peraga audio visual yang dipakai oleh instruktur untuk melaksanakan tugasnya.
b. Dalam paradigma kedua, media dipandang sebagai sesuatu yang dikembangkan secara sistemik serta berpegang kepada kaidah komunikasi.
c. dalam paradigma ketiga, media dipandang sebagai bagian integral dalam sistem pembelajaran dan karena itu menghendaki adanya perubahan pada komponen-komponen lain dalam proses pembelajaran.
d. Dalam paradigma keempat, media pembelajaran lebih dipandang sebagai salah satu sumber yang dengan sengaja dan bertujuan dikembangkan dan atau dimannfaatkan untuk keperluan belajar (Susilana & Riyana, 2009).
            Kita sekarang berada dalam suatu era teknologi informasi yang ditandai dengan tersedianya informasi yang makin banyak dan bervariasi. Tersebarnya informasi yang semakin meluas dan seketika serta tersajinya informasi dalam berbagai bentuk dalam waktu yang singkat telah mempengaruhi seluruh aspek kehidupan. Dengan demikian, media dalam kegiatan pembelajaran, tidak hanya berfungsi sebagai alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau  pesan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
BAB III
PEMBAHASAN
A.  Analisis Kebutuhan Media Instruksional
            Media merupakan salah satu komponen utama dalam pembelajaran selain tujuan, materi, metode dan evaluasi. Oleh karena itu, sudah seharusnya dalam proses pembelajaran guru menggunakan media. Dengan kata lain media merupakan suatu kebutuhan. Karena media sangat dibutuhkan, maka proses pemilihan media menjadi penting. Hal ini disebabkan kedudukan media yang strategis untuk keberhasilan pembelajaran.
a. Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
            Dalam pemilihan media, didasarkan pada dua alasan, yaitu: 1) alasan teoretis dan 2) alasan praktis.
1) Alasan Teoretis Pemilihan Media
       Alasan pokok pemilihan media dalam pembelajaran, karena didasari atas konsep pembelajaran sebagai sebuah sistem yang di dalamnya terdapat suatu totalitas yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling berkaitan untuk mencapai tujuan. Misalnya prosedur pengembangan desain instruksional diawali dengan perumusan tujuan instruksional, kemudian dilanjutkan dengan penentuan materi pembelajaran serta menentukan strategi pembelajaran yang tepat. Upaya untuk mewujudkan tujuan pembelajaran ditunjang oleh media yang sesuai dengan materi, strategi, dan karakteristik siswa. Untuk mengetahui hasil belajar, maka guru menentukan evaluasi.
       Mekanisme tersebut jelas menunjukkan pendekatan sistem dalam pembelajaran dengan pengertian bahwa setiap komponen dalam pembelajaran saling berkaitan, saling berinteraksi, saling berhubungan dan saling ketergantungan. Uraian tersebut juga menggambarkan bagaimana kedudukan media dalam pembelajaran yang tidak dapat dipisahkan dari keseluruhan sistem pembelajaran. Penggunaan media akan meningkatkan kebermaknaan (meaningfull learning) hasil belajar. Dengan demikian pemilihan media menjadi penting artinya dan hal ini menjadi alasan teoretis mendasar dalam pemilihan media.
2) Alasan Praktis
       Alasan praktis berkaitan dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan si pengguna seperti guru, dosen, instruktur dalam menggunakan media dalam pembelajaran. Terdapat beberapa penyebab orang memilih media, antara lain dijelaskan oleh Sadiman dalam Susilana (2009) sebagai berikut.
a. Demonstration
Dalam hal ini media dapat di gunakan sebagai alat untuk mendemonstrasikan sebuah konsep, alat, objek, kegunaan, cara mengoperasikan dan lain-lain. Media berfungsi sebagai alat peraga pembelajaran.
b. Familiarity
Pengguna media pembelajaran memiliki alasan pribadi mengapa ia menggunakan media, yaitu karena sudah terbiasa menggunakan media tersebut, merasa sudah menguasai media tersebut, jika menggunakan media lain belum tentu bisa dan untuk mempelajarinya membutuhkan waktu, tenaga dan biaya, sehingga merasa terus menerus ia menggunakan media yang sama.
c. Clarity
Alasan ketiga ini mengapa guru menggunakan media adalah untuk lebih memperjelas pesan pembelajaran dan memberikan penjelasan yang lebih kongkrit.
d. Active learning
Media dapat berbuat lebih dari yang bisa dilakukan oleh guru. Salah satu aspek yang harus diupayakan oleh guru dalam pembelajaran adalah siswa harus berperan secara aktif baik secara fisik, mental dan emosional.

b. Kriteria Pemilihan Media
            Dalam kriteria pemilihan media terbagi atas kriteria umum dan kriteria khusus.
1) Kriteria Umum Pemilihan Media
(a) Kesesuaian dengan tujuan (instructional goals. Misalnya dalam KTSP kriteria pemilihan media didasarkan  atas SK, KD, dan indikator.
(b) Kesesuaian dengan materi pembelajaran (instructional
     Content). Media disesuaikan dengan bahan apa yang akan  diajarkan dan kedalamanya.
(c) Kesesuaian dengan karakteristik siswa. Pemilihan media  harus melihat kondisi siswa secara fisik terutama keberfungsian alat indra yang dimikikinya. Selain itu, aspek kemampuan awal siswa, budaya, maupun kebiasaan siswa harus diperhatikan.
(d) Kesesuaian dengan teori. Pemilihan media didasarkan atas   teori yang diangkat dari penelitian sehingga teruji validitasnya.
(e) Kesesuaian dengan gaya belajar siswa. Kriteria ini didasarkan atas kondisi psikologis siswa, bahwa  siswa belajar dipengaruhi pula oleh gaya belajar siswa. De Potter (1999)  mengemukakan bahwa terdapat tiga gaya belajar siswa, yaitu tipe visual, auditorial, dan kinestetik.
(f) Kesesuaian dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan waktu yang tersedia. Bagaimanapun bagusnya sebuah media, apabila tidak didukung oleh fasilitas dan waktu yang tersedia, maka kurang efektif.

2) Kriteria Khusus Pemilihan Media
            Beberapa ahli mengemukakan kriteria khusus pemilihan media, namun yang dikemukakan di sini adalah yang diambil dari akronim ACTION, yaitu akronim dari acces, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
            Acces. Kemudahan akses menjadi kriteria pertama memilih media. Apakah media yang kita perlukan itu tersedia, mudah, dan dapat dimanfaatkan oleh siswa?
            Cost. Biaya harus dipertimbangkan. Media yang efektif tidak selalu mahal. Guru yang kratif harus dapat memanfaatkan objek-objek sebagai media yang murah namun efektif.
            Technology. Media yang kita pilih harus tersedia teknologinya dan mudah menggunakannya. Misalnya ada listriknya, cukup voltasenya atau sesuai tidak.
            Interactivity. Media yang baik adalah yang dapat menunculkan komunikasi dua arah atau interaksi.
            Organization. Media yang kita pilih apakah ada dukungan organisasi, misalnya pimpinan sekolah mendukung, bagaimana pengorganisasiannya, apakah ada pusat sumber belajar.
            Novelty. Kebaruan dari media harus jadi kriteria. Siswa biasanya tertarik pada hal yang baru misalnya internet.
Sudjana mengemukakan bahwa dalam pemilihan media pembelajaran harus dikaitkan dengan : (1) kompetensi dasar; (2) strategi pembelajaran; (3) sistem evaluasi yang digunakan. Sedangkan Faktor yang perlu diperhatikan : 1) objektivitas; 2) program pengajaran; 3) Sasaran program (siswa); 4) situasi dan kondisi; 5) kualitas teknis; 6) keefektifan dan efesiensi penggunaan. Kriteria Pemilihan mencakup:
1.    Topik menarik minat siswa.
2.     Materi dalam media penting bagi siswa.
3.     Relevan dengan kurikulum yang berlaku.
4.     Apakah materinya autentik dan aktual.
5.     Apakah fakta atau konsepnya benar.
6.     Format sistematis dan logis.
7.     Objektif orientasi kebutuhan siswa.
8.     Narasi, gambar, efek, warna dan sebagainya memenuhi syarat
9.     Bahasa, simbol dan ilustrasi cukup komunikatif.
10.   Sudah teruji daya dukungnya.


c. Prosedur Pemilihan Media
Menurut Gagne dalam Trimo (2006) ada beberapa prosedur yang perlu dipertimbangkan oleh seorang guru dalam memlih media intruksional ang tepat :
a. Pilih dan tentukan tujuan intruksional dengan cermat dan rumuskan ia dalam bentuk prilaku yang diharapkan dari para siswa.
b. Susunlah urutan tujuan-tujuan itu sedemikian rupa sehingga komponen yang diperlukan dapat ditetapkan sebelum melangkah pada materi pelajaran yang lebih kompleks.
c. Identifikasi setiap tujuan tadi dengan jenis materi pelajaran yang dipresentasikan.
d. Buatlah daftar urutan kegiatan pengajaran yang akan memcerminkan kondisi-kondisi umum yang diperlukan bagi metode pengajaran yang akan dijalankan.
e. Identifikasi setiap kegiatan intruksional tadi dengan harkat stimulus yang diperlukan.
f. Identifikasi dan tentukan secara tentatif media yang paling optimal dapat memberikan stimulus bagi usaha untuk mencapai hasil pengajaran yang epektif.
g. tentukan urutan media yang telah dipilih itu serta waktu penggunaannya sehingga sesuai dengan jumlah jam pelajaran yang tersedia untuk penyajian materi pelajaran yang bersangkutan.
h. Tulislah spesifikasi media intruksional tersebut disertai irutan waktu pemakaiannya, sehingga para ahli media intruksional dapat memilih, menyiapkan dan mengadakan program penggunaannya sesuai dengan jadwal waktu pengajarannya

B.  Peranan Media Instruksional dalam Pencapaian Tujuan Pembelajaran
Secara umum peranan media instruksional dalam pencapaian tujuan pembelajaran antara lain :
a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
b. membatasi keterbatasan ruang,waktu tenaga dan daya indera
c. menimbulkan gairah belajar ,interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual ,auditori dan kinestetiknya
e. memberi rangsangan yang sama ,mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
Menurut Kemp and Dayton,1985.peranan media instruksianal dalam pemelajaran antara lain :
a. penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih tersandar
b. pembelajaran dapat lebih menarik
c. pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
g. proses pembelajaran dapat brlangsung kapanpun dan dimanapundiperlukan
h. sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan
i. peran guru berubah kearah yang positif
Berikut manfaat dan nilai media pembelajaranl :
1. penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi  tambahan ,tetapi memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu mewujudkan situasi pembelajaran yang lebih efektif
2. media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses pembelajaran
3. media pembelajaran dalam penggunannya harus relevan dengan kompetensi yang ingin dicapai isi pembelajaran itu sendiri
4. media pembelajaran bukann berfungsi sebagai alat hiburan,dengan demikian tidak diperkenankan menggunakannya hanya sekedar untuk permainan atau memancing perhatian siswa
5. media pembelajaran bisa berfungsi untuk mempercepat proses belajar.
6. media pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar
7. media pembelajaran meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya penyakit verbalisme.
Selain fungsi-fungsi sebagainana telah diuraikan di atas, media pembelajaran juga memiliki nilai dan manfaat sbb:
1. Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak. Misalnya untuk menjelaskan tentang sistem peledaran darah manusia, arus listrik, berhembusnya angin dsb. Bisa menggunakan media gambar atau bagan sederhana
2. Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar. Misalnya guru menjelaskan dengan menggunakan gambar atau program televisi tentang binatang-binatang buas seperti harimau dan beruang, atau seperti hewa-hewan lainnya.
3. Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil. Misalnya guru akan menyampaikan gambaran mengenai sebuah kapal laut, pesawat dll, atau terlalu kecil misalnya bakteri, virus, semut bll.
4. Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat. Dengan menggunakan teknik gerakan lambat  (slow motion) dalam media film bisa memprlihatkan tentang lintasan peluru,  melesatnya anak panah dll, Juga gerakan-gerakan yang terlalu lambat sepeti pertumbuha kecambah, mekarnya bunga wijaya kusumah dll.

BAB IV
KESIMPULAN

Sumber belajar pada dasarnya banyak sekali, baik yang terdapat di lingkungan kelas, sekolah, sekitar sekolah, bahkan di masyarakat, keluarga, di pasar, kota,desa, hutan dan sebagainya. Yang perlu dipahami dalam hal ini adalah masalah pemanfaatannya yang akan tergantung kepada kreativitas dan budaya mengajar guru.
Dalam memilih sumber belajar tergantung kepada 1) motivasi dan 2) kemampuan guru dalam penggunaannya. Selanjutnya akan ditentukan berdasarkan : 1) Program Pengajaran, 2)Kondisi Lingkungan, 3) Karakteristik siswa, dan 4) Karakteristik  sumber  belajar. Kelima hal tersebut harus menjadi patokan dalam memilih sumber belajar yang akan dimanfaatkan dalam proses pembelajaran.
Kata “media” berasal dari kata Latin, merupakan bentuk jamak dari kata medium. Secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Pengertian media yang lain merupakan sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun audio visual, termasuk teknologi perangkat kerasnya (National Education Asociation).
Sedangkan pengertian media pembelajaran merupakan teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan  untuk  keperluan pembelajaran (Schram, 1982).
Dasar Pertimbangan Pemilihan Media
Dalam pemilihan media, didasarkan pada dua alasan, yaitu: 1) alasan teoretis dan 2) alasan praktis.
Dalam kriteria pemilihan media terbagi atas kriteria umum dan kriteria khusus. Kriteria umum di antaranya media harus mengandung kesesuaian dengan tujuan, materi, karakteristik siswa, teori, gaya belajar, dan lingkungan.
Sedangkan  kriteria khusus pemilihan media diambil dari akronim ACTION, yaitu akronim dari acces, cost, technology, interactivity, organization, dan novelty.
Secara umum peranan media instruksional dalam pencapaian tujuan pembelajaran antara lain :
a. memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis
b. membatasi keterbatasan ruang,waktu tenaga dan daya indera
c. menimbulkan gairah belajar ,interaksi lebih langsung antara siswa dengan sumber belajar
d. memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual ,auditori dan kinestetiknya.
e. memberi rangsangan yang sama ,mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama menurut Kemp and Dayton,1985.peranan media instruksianal dalam pembelajaran antara lain :
a. penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih tersandar
b. pembelajaran dapat lebih menarik
c. pembelajaran lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar
d. waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek
e. kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
g. proses pembelajaran dapat brlangsung kapanpun dan dimanapundiperlukan (Susilana, 2009).


 DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta.
Sudjana, Nana, dan Rifai, Ahmad. 2005. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru.
Susilana. 2009. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Trimo, Soejono. 2006. Pengembangan Pendidikan. Bandung: Remaja Karya.
Yusuf, Pawit M. 2003. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Intruksional. Bandung: Rosdakarya.