Jumat, 02 Januari 2015


182 Juta Penduduk Bumi 

Kecanduan Internet

_internet-addiction


Apakah Anda sampai larut malam menggunakan internet? 

Apakah Anda marah-marah atau cemas ketika Anda tidak dapat log on?

Anda mungkin salah satu yang menderita kecanduan internet.  

Menurut penelitian baru, kecanduan internet memengaruhi 6 persen dari penduduk bumi atau sekitar 182 juta jiwa di seluruh dunia.

Dengan mempelajari makalah akademis sebelumnya tentang kecanduan internet dan membandingkannya dengan angka penetrasi internet untuk setiap negara, sepasang peneliti  menemukan bahwa kawasan Timur Tengah adalah wilayah yang paling kecanduan internet di dunia.

Sepasang peneliti dari University of Hong Kong tersebut memulai dengan mencari database online untuk makalah akademik sebelumnya. Mereka secara khusus mencari penelitian yang terkait dengan kecanduan internet dan ketergantungan secara online.

Dari sinilah Cecelia Cheng dan Angel Yee-lam Li memilih 80 studi global, meliputi laporan kecanduan internet di 31 negara di tujuh daerah, termasuk Amerika Serikat, Australia, Austria, Estonia, Perancis, Jerman, Irlandia, Norwegia, Swedia, Inggris, Bulgaria, Siprus, Republik Ceko, Yunani, Hungaria, Italia, Polandia, Rumania, Serbia, Slovenia, Spanyol, Iran, Isarel , Lebanon, Turki, Cina, Hong Kong, India, Korea Selatan, Taiwan, dan Columbia. Sebagai bagian dari studi masa lalu tersebut sebanyak  544 orang peserta disurvei tentang kebiasaan internet mereka.

Proporsi populasi terendah yang mengalami kecanduan internet dilaporkan berada di  Eropa Utara dan Eropa Barat dengan angka 2,6 persen, sedangkan Eropa Selatan dan Eropa Timur sebesar 6,1 persen. Amerika Utara memiliki tingkat proporsi populasi yang kecanduan internet sebesar 8 persen, Oceania berada di angka 4,3 persen dan Amerika Selatan tidak memiliki kasus kecanduan internet.

Menurut Dr. Richard Graham yang menangani program kecanduan teknologi di Rumah Sakit Nightingale Capio, London internet menyediakan berbagai macam imbalan dan yang paling mendasar adalah kebebasan untuk mengekspresikan diri dengan cara yang Anda tidak bisa lakukan di dunia nyata, apakah itu melalui Twitter, Facebook atau konten yang di- upload ke YouTube atau menanggapi artikel berita.

Orang-orang menggunakannya internet untuk mengurangi stress dan menemukan cara untuk mengekspresikan diri mereka, yang mungkin saja melalui akun anonim.

Penelitian dari FrontRange baru-baru ini juga menemukan bahwa lebih dari setengah pemilik gadget (53 persen) di seluruh dunia mengakui menderita kecemasan ketika mereka tidak dapat menggunakan ponsel dan mengalami detoksifikasi teknologi adalah stres, ibaratnya perjalanan ke dokter gigi atau bahkan menghadapi hari pernikahan.



Sumber: Daily Mail
Sumber Gambar: awaremed.com

( Sumber : .id)

Ebook Readers Berpotensi Meningkatkan Risiko Diabetes dan Kanker





Ebook Readers 

Berpotensi Meningkatkan Risiko 

Diabetes dan Kanker



Tim dari Harvard Medical School memperingatkan bahwa menggunakan ebook readers dengan layar yang diterangi cahaya sebelum tidur bisa mengganggu pola tidur dan memiliki dampak pada kesehatan.
Menurut para ilmuwan tersebut, tubuh kita menggunakan cahaya untuk menjaga jam internal yang akurat bekerja dengan baik dari ratusan tahun yang lalu sebelum penemuan banyak gadget seperti sekarang yang digunakan setiap hari. Sekarang kita menghabiskan malam menonton televisi, tablet dan ebook readers sehingga jam internal kita menjadi bingung.

Gadget tersebut tidak hanya membuat kita menunda tidur, tetapi yang lebih jelas lagi adalah  membuat kita lebih lelah. Gadget tersebut  juga menekan produksi hormon melatonin yang membantu kita  tertidur.

Tim dari Harvard Medical School yang berjumlah 12 orang yang terkunci di laboratorium selama dua minggu melakukan pengukuran ketika mereka menghabiskan separuh waktu membaca dari buku kertas dan yang lain dari gadget elektronik. Sampel darah menunjukkan bahwa tingkat melatonin berkurang bila menggunakan gadget yang layarnya diterangi cahaya.

Penelitian ini menemukan bahwa menggunakan gadget dengan layar diterangi pada waktu tidur mungkin melanggengkan kekurangan tidur dan mengganggu circadian rhythms yang keduanya dapat memiliki dampak besar pada kewaspadaan mental dan kesehatan.

Para ilmuwan mengatakan bahwa survei terhadap 1.508 orang dewasa Amerika mengungkapkan bahwa 90 persen dari mereka yang menggunakan beberapa jenis perangkat elektronik setidaknya beberapa malam per minggu dalam waktu satu jam dari waktu tidur. Mereka juga memperingatkan bahwa selama 50 tahun terakhir telah terjadi penurunan panjang dan kualitas tidur yang rata-rata orang diperoleh setiap malam.

Profesor Charles Czeisler yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa cahaya yang dipancarkan oleh sebagian besar e-readers  langsung ke mata pembaca, sedangkan dari buku cetak pembaca hanya terkena cahaya yang dipantulkan dari halaman buku.

Kekurangan tidur telah terbukti meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular, penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes, serta kanker.


Sumber: The Telegraph

(Sumber : www.internetsehat.id)

Berdo'a