Indonesia Juara Umum Kompetisi Ilmuwan Muda Tingkat Internasional
(Sumber : www. Diknas.go.id)
Indonesia berhasil menjadi juara umum pada ajang kompetisi ilmuwan muda tingkat internasional dengan merebut enam medali emas, satu perak, dan tiga perunggu. Prestasi tertinggi ini diraih oleh para pelajar Indonesia pada International Conference of Young Scientists (ICYS) ke-16 di Pszczyna, Polandia, 24-28 April 2009. Sepuluh karya penelitian yang dipresentasikan Tim ICYS Indonesia dalam bahasa Inggris semuanya memperoleh medali penghargaan.
"Saya sangat bangga karena negara yang paling banyak mendapatkan medali emas adalah Indonesia. Proyek penelitian anak-anak ini spesifik, asli, dan belum pernah dipublikasikan, " kata Direktur Pembinaan SMA Depdiknas Sungkowo Mujiamanu saat menyambut kedatangan Tim ICYS Indonesia di terminal kedatangan Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Jumat (1/05/2009).
Ketua delegasi Indonesia pada ICYS Monika Raharti menyampaikan, seleksi peserta peserta lomba dilakukan secara nasional. Dia mengatakan, karya penelitian yang lolos seleksi selanjutnya dibimbing dengan mendatangkan supervisor di bidang terkait. "Lalu ada dua kali karantina. Sekali di bulan Februari dan sekali lagi sebelum berangkat," katanya.
Ke depan, kata Monika, direncanakan akan membuat sebuah institusi penelitian yang bibitnya adalah anak-anak alumni peserta ICYS. Dia berharap, supaya seluruh anak Indonesia mulai berpikir dan mempunyai sikap seorang peneliti yang mau berkomunikasi, bekerjasama, dan jujur terhadap fakta. "Itu yang kami inginkan dan bina bersama-sama anak SMA se-Indonesia, " katanya.
Berikut berturut-turut lima besar hasil perolehan medali negara-negara peserta adalah Indonesia (6 medali emas, 1 perak, 3 perunggu);Jerman (3,4,2); Belanda (3,1,2); Amerika Serikat (3,0,0), dan Rusia (2,3,3).
ICYS adalah ajang internasional yang melombakan presentasi hasil penelitian pelajar berusia 14-18 tahun di bidang Fisika, Matematika, Ilmu Komputer, dan Ekologi. ICYS pertama kali diselenggarakan di Visegrad, Hungaria pada 1994. Indonesia mengikuti ajang ini sejak 2005. Pada 2010, Indonesia mendapatkan kehormatan sebagai negara Asia pertama untuk menggelar ICYS ke-17 yang akan berlangsung di Bali pada 9-13 April 2010.
Enam medali emas diraih masing-masing di bidang Ekologi (3 medali), Fisika (2), dan Ilmu Komputer (1). Tiga medali emas di bidang Ekologi dengan judul (1) Biological Control Using Trichogramma japonicum as Egg Parasite oleh Vincentius Gunawan dan Fernanda Novelia dari SMP Petra 3 Surabaya; (2) Saccharomyces Sp. : An Agent for Remedy of Oil Pollution oleh Gabriella Alicia Kosasih dan Teresa Maria Karina dari SMA St. Laurensia Tangerang, (3) Durian to Fight Mosquito, oleh Jessica Karli dan Yosephine Livia Pratiknyo dari SMA Cita Hati Surabaya.
Dua medali emas di bidang Fisika dengan judul (1) Electrostatic Precipitator as The Solution of Military Tanks' Smoke Negative Effects oleh Guinandra Lutfan Jatikusumo dari SMA Taruna Nusantara Magelang, (2) Balinese Gamelan: A Brainwave Synchronizer? oleh Idelia Chandra dan Christopher Alexander Sanjaya dari SMA St. Laurensia Tangerang.
Satu emas di bidang Ilmu Komputer dengan judul M-Batik : The Computation of Indonesia's Dying Traditional Batik Design oleh Nugra Akbari dari SMA Global Mandiri Jakarta.
Satu medali perak di bidang Ekologi dengan judul Durian Seeds As Raw Material For Ketchup Sauce And Crisp oleh Dwiky Rendra Graha Subekti dari SMA St. Theresiana 01 Semarang.
Tiga medali perunggu diraih masing-masing di bidang Ekologi (2 medali) dan Matematika (1 medali). Dua medali perunggu di bidang Ekologi dengan judul (1) The Effect Of Myrmelleon SP On Blood Glucose Level Of Rats oleh Lydia Felita Limbri dan Allen Michelle Wihono dari SMA St. Laurensia Tangerang, (2) The Effects Of Mangostin On The Spermatogenesis Of Male White Mice oleh Melissa Nadia Natasha dan Terrenz Kelly Tjong dari SMA St. Laurensia Tangerang.
Satu medali perunggu di bidang Matematika dengan judul Fun With Mathematics Using Hamming Code on Birthdate Guesser oleh I Made Rayo Putra Indrawan dan Andika Setia Budi dari SMA Petra 2 Surabaya.
Made, peserta peraih medali perunggu di bidang Matematika, melakukan penelitian menebak tanggal lahir menggunakan metode Hamming Code. Dia mengaku, idenya berangkat dari sikap teman-temannya yang enggan untuk belajar Matematika. "Teman-teman akhirnya menyenangi Matematika. Hamming Code juga bisa untuk mendeteksi kebohongan," katanya.*** -GIM-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar