Kamis, 29 Januari 2015
Jumat, 02 Januari 2015
182 Juta Penduduk Bumi
Kecanduan Internet
Apakah Anda sampai larut malam menggunakan internet?
Apakah Anda marah-marah atau cemas ketika Anda tidak dapat log on?
Anda mungkin salah satu yang menderita kecanduan internet.
Menurut
penelitian baru, kecanduan internet memengaruhi 6 persen dari penduduk
bumi atau sekitar 182 juta jiwa di seluruh dunia.
Dengan mempelajari makalah akademis sebelumnya
tentang kecanduan internet dan membandingkannya dengan angka penetrasi
internet untuk setiap negara, sepasang peneliti menemukan bahwa kawasan
Timur Tengah adalah wilayah yang paling kecanduan internet di dunia.
Sepasang peneliti dari University of Hong Kong tersebut memulai
dengan mencari database online untuk makalah akademik sebelumnya. Mereka
secara khusus mencari penelitian yang terkait dengan kecanduan internet
dan ketergantungan secara online.
Dari sinilah Cecelia Cheng dan Angel Yee-lam Li memilih 80 studi
global, meliputi laporan kecanduan internet di 31 negara di tujuh
daerah, termasuk Amerika Serikat, Australia, Austria, Estonia, Perancis,
Jerman, Irlandia, Norwegia, Swedia, Inggris, Bulgaria, Siprus, Republik
Ceko, Yunani, Hungaria, Italia, Polandia, Rumania, Serbia, Slovenia,
Spanyol, Iran, Isarel , Lebanon, Turki, Cina, Hong Kong, India, Korea
Selatan, Taiwan, dan Columbia. Sebagai bagian dari studi masa
lalu tersebut sebanyak 544 orang peserta disurvei tentang kebiasaan
internet mereka.
Proporsi populasi terendah yang mengalami kecanduan internet
dilaporkan berada di Eropa Utara dan Eropa Barat dengan angka 2,6
persen, sedangkan Eropa Selatan dan Eropa Timur sebesar 6,1 persen.
Amerika Utara memiliki tingkat proporsi populasi yang kecanduan internet
sebesar 8 persen, Oceania berada di angka 4,3 persen dan Amerika
Selatan tidak memiliki kasus kecanduan internet.
Menurut Dr. Richard Graham yang menangani program kecanduan teknologi
di Rumah Sakit Nightingale Capio, London internet menyediakan berbagai
macam imbalan dan yang paling mendasar adalah kebebasan untuk
mengekspresikan diri dengan cara yang Anda tidak bisa lakukan di dunia
nyata, apakah itu melalui Twitter, Facebook atau konten yang di- upload
ke YouTube atau menanggapi artikel berita.
Orang-orang menggunakannya internet untuk mengurangi stress dan
menemukan cara untuk mengekspresikan diri mereka, yang mungkin saja
melalui akun anonim.
Penelitian dari FrontRange baru-baru ini juga menemukan bahwa lebih
dari setengah pemilik gadget (53 persen) di seluruh dunia mengakui
menderita kecemasan ketika mereka tidak dapat menggunakan ponsel dan
mengalami detoksifikasi teknologi adalah stres, ibaratnya perjalanan ke
dokter gigi atau bahkan menghadapi hari pernikahan.
Sumber: Daily Mail
Ebook Readers Berpotensi Meningkatkan Risiko Diabetes dan Kanker
Ebook Readers
Berpotensi Meningkatkan Risiko
Diabetes dan Kanker
Tim dari Harvard Medical School memperingatkan bahwa menggunakan ebook readers dengan layar yang diterangi cahaya sebelum tidur bisa mengganggu pola tidur dan memiliki dampak pada kesehatan.
Menurut para ilmuwan tersebut, tubuh kita menggunakan cahaya untuk menjaga jam internal yang akurat bekerja dengan baik dari ratusan tahun yang lalu sebelum penemuan banyak gadget seperti sekarang yang digunakan setiap hari. Sekarang kita menghabiskan malam menonton televisi, tablet dan ebook readers sehingga jam internal kita menjadi bingung.
Gadget tersebut tidak hanya membuat kita menunda tidur, tetapi yang
lebih jelas lagi adalah membuat kita lebih lelah. Gadget tersebut juga
menekan produksi hormon melatonin yang membantu kita tertidur.
Tim dari Harvard Medical School yang berjumlah 12 orang yang terkunci
di laboratorium selama dua minggu melakukan pengukuran ketika mereka
menghabiskan separuh waktu membaca dari buku kertas dan yang lain dari
gadget elektronik. Sampel darah menunjukkan bahwa tingkat melatonin
berkurang bila menggunakan gadget yang layarnya diterangi cahaya.
Penelitian ini menemukan bahwa menggunakan gadget dengan layar
diterangi pada waktu tidur mungkin melanggengkan kekurangan tidur dan
mengganggu circadian rhythms yang keduanya dapat memiliki dampak besar pada kewaspadaan mental dan kesehatan.
Para ilmuwan mengatakan bahwa survei terhadap 1.508 orang dewasa
Amerika mengungkapkan bahwa 90 persen dari mereka yang menggunakan
beberapa jenis perangkat elektronik setidaknya beberapa malam per minggu
dalam waktu satu jam dari waktu tidur. Mereka juga memperingatkan bahwa
selama 50 tahun terakhir telah terjadi penurunan panjang dan kualitas
tidur yang rata-rata orang diperoleh setiap malam.
Profesor Charles Czeisler yang memimpin penelitian tersebut mengatakan bahwa cahaya yang dipancarkan oleh sebagian besar e-readers langsung ke mata pembaca, sedangkan dari buku cetak pembaca hanya terkena cahaya yang dipantulkan dari halaman buku.
Kekurangan tidur telah terbukti meningkatkan risiko penyakit
kardiovaskular, penyakit metabolik seperti obesitas dan diabetes,
serta kanker.
Sumber: The Telegraph
(Sumber : www.internetsehat.id)
Langganan:
Postingan (Atom)